AGT-Design

Preliminary Design for Construction

Senin, 04 April 2011



Setelah beberapa bulan disibukkan dengan pekerjaan Project Interface Coal Handling di PLTU Suralaya, kembali saya meluangkan waktu untuk memberi catatan. Sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih kepada Para pihak yang telah memberikan kesempatan sehingga saya bisa bersinggungan dengan Proyek ini dari Tahap Perencanaan hingga Pelaksanaan :
1. Bp. Juanda Toha selaku pimpinan PT. JUNTO Enginering consultan
2. Bp. Gaya Sinaga
3. Bp. Anton Asmadi, Komisaris Himalaya Group
4. Bp. Rusli Sukoto
5. Bp. Yudi Wijanarko, Bp. Yusuf Supriyanto, Bp. Supriyanto, Bp. Makmur selaku Pimpinan dan Pengendali Mutu Pelaksanaan Proyek PT. Indonesia Power di PLTU Suralaya. Dan masih banyak lagi Pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Postingan ini adalah tulisan lepas yang mungkin bisa menjadi Evaluasi bersama mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan Aktivitas / Perilaku Organisasi dari tahap Enginering Design, Managemen Konstruksi dan sebagainya. Tetapi sebelum dilanjutkan silakan lihat dulu selayang pandang berikut ini :



gambar dilihat dari arah laut .......Transfer House TH 07 ............Conveyor TC 07A


Transfer House 05 .................................................Conveyor TC07A


Tail Pulley Tc07A ...........................................................TH 07


Conveyor TC07B




Conveyor TC07B ............................................Transfer House 07 (TH07)


Conveyor TC07A dan TC07B...................... Foto Personil


Foto Personil Take Up Tower ..................................Junction House 8A

Senin, 27 September 2010

Trommel Screen

Trommel screen adalah pengayak yang berfungsi untuk memisahkan ukuran material. Berbentuk Silinder yang digerakkan secara berputar dilengkapi dinding bagian luarnya dengan mesh / screen net sesuai ukuran material yang diinginkan. Pada bagian outletnya merupakan tempat keluaran untuk material oversize.
Kapasitas yang direncanakan sebenarnya sangat tergantung dari jumlah material yang masuk. Misalnya kita menginginkan material kurang dari 30 mm yang keluar sebagai output produk maka jumlah tersebut harus cukup terkandung pada raw materialnya. Atau dengan kata lain kapasitas terencana (TPH) yang diinginkan tidak akan tercapai apabila material yang masuk 70 % berukuran lebih besar dari 30 mm. Unit Trommel screen ini seperti juga Unit yang biasa dipakai pada Coal Crushing Plan atau Stone Crushing Plan biasanya juga bukan merupakan unit yang terpisah dari unit yang lainnya. Mungkin ada interkoneksi dengan bagian lain misalnya untuk bagian inlet digunakan conveyor, sedangkan untuk stockpile produk dihubungkan lagi dengan conveyor stacking untuk membentuk ketinggian stockpile yang cukup.



Gambar site plan yang menggunakan Trommel Screen

Senin, 17 Mei 2010

Beberapa tulisan yang di-posting pada blog ini berangkat dari pengalaman penulis saat bekerja di beberapa perusahaan terkait. Tinjauan ini bisa menjadi kritik dan otokritik karena mungkin ini adalah area-area kritis yang dikenali penulis saat penanganan proyek dilihat dari aspek teknis dan dampaknya pada keekonomian proyek yang kadang atau sering diabaikan managemen.

Mindset yang tidak sama antara Pemilik Tambang dan Kontraktor, Internal Kontraktor antara marketing dengan enginering, Konsultan dengan Owner. Perbedaan ini kadang tidak terkomunikasikan antara para pihak karena satu pihak dengan pihak yang lain selalu merasa sudah pada settingan yang sama pada awalnya, tetapi muncul presepsi berbeda dibelakang hari.

Penulis berharap dengan membaca tulisan - tulisan pada blog ini bisa sharing pengalaman sehingga mengurangi kemungkinan salah presepsi para praktisi yang berbuntut pada situasi unhappy ending. Menciptakan Mindset yang selaras dengan tujuan dan pelaksanaan proyek.

Berikut penulis mengucapkan terimakasih telah mampir dan membaca postingan ini dan dengan tidak mengurangi rasa hormat penulis berharap ada tanggapan atau Jika ada para pembaca yang budiman ingin menulis artikel pada blog ini dapat mengirimkan via emai.
Terimakasih.

Minggu, 16 Mei 2010

Dalam bab ini akan dilakukan pendekatan tidak pada Hal Administratif dan Feasibility Study tetapi pendekatan to the point terhadap perlakuan area site yang akan di pakai untuk nantinya diletakkan alat alat tambang.
Data yang diperlukan :

  1. Menentukan Kapasitas Rencana Tambang, misal 100 Ton per Jam (TPH), 300 TPH, 1000 TPH dsb.
  2. Gambar Topographi dan Bathimetri (Berikut dengan Longitudinal Section-nya). Menjadi data penting sebab kontur akan menentukan Panjang dari Conveyor, kemiringannya serta Peletakan Transfer Tower (atau Crushing station yang didalamnya terdapat Stone crusher, chute, corong). Data ini akan menghasilkan Gambar Arrangement (tampak samping). Namun pada Prakteknya sering data ini tidak tersedia karena mungkin Owner pemilik tambang kurang mengetahui pentingnya data ini selain juga kemungkinan alasan karena akan memunculkan biaya awal yang tidak sedikit harus dikeluarkan pada projek yang belum pasti terkait Feasility studi dan lainnya. sebab lain mungkin kurang kooperatifnya vendor berkait dengan data gambar mesinnya padahal sesungguhnya hal ini bisa dijembatani dengan hanya mengirimkan ukuran penting sebagai titik referensi pada bangunannya. Biasanya bila toh tetap tidak tersedia maka design enginernya akan mem- bypass dengan gambar indikasi yang tetap harus dikoreksi pada gambar As-builtnya nanti.
  3. Data dan daftar peralatan yang akan digunakan atau telah digunakan seperti Loader, Dump Truk, Truk Hauling. spesifikasi ini menjadi penting sebab alat yang nantinya akan terkoneksi dengan unit ini harus diketahui besarnya misalnya Mengapa Data tinggi Truk atau Loader penting? sebagai data mula mula karena ini akan menjadi entri data untuk merencana Ukuran - ukuran pada Hopper (wadah). Begitu pula untuk jenis Pemecah Batunya (stone crusher). secara umum jenis pemecah batu ada 4 yang biasa digunakan yaitu : Doubel Roll Crusher, Impact Crusher, Jaw Crusher dan Cone Crusher. Ukuran ini menjadi penting sebelum dilakukan design sipil untuk Transfer Towernya. Dalam beberapa status gambar jika data vendor belum diketahui maka pada gambar harus diberi revision cloud status HOLD. begitu pula Drawing status secara keseluruhan adalah Preliminary Design Not for Construction. sekali lagi ini penting karena pada aanwijzing akan lucu jika konsultan masih menampilkan data mentah. (Penulis pernah menjumpai hal ini pada pekerjaan CHF akan tetapi selama kurun waktu 1 tahun belum ada progress berarti setelah dilaksanakannya survei lucunya tidak ada yang "ngeh" kesalahan fatal di area ini, dan melakukan recovery dengan waktu 2 minggu dengan sebelum bid)
Konsekuensi dari ketidak-tersediaan data ini adalah biaya OverHead yang tinggi muncul dibelakang hari tanpa diketahui penyebabnya di Dokumen Tender. Jika pekerjaan Cut & Fill dan Penyediaan Pondasi Mesin dibebankan pada Owner (pemilik tambang) maka biaya ini adalah besaran yang harus tidak bisa diabaikan.
Disisi lain kontraktor penyedia Stone Crusher, Coal Crusher atau Conveyor system-nya akan membongkar kembali unit-unit yang sudah ter-pabrikasi. Hal ini tentu perlu ditinjau kembali sebab akan menyebabkan pembengkakan biaya untuk pengoperasian alat bantu seperti crane, keselamatan kerja yang meliputi aspek manusianya dan barang yang dibedel tersebut. karena bukan tidak mungkin akan meninggalkan cacat unit atau cacat plan.

Stop press ..... nanti dilanjutkan lagi

Jumat, 14 Mei 2010

Pada tahap awal Proyek biasanya dilakukan Feasibility atau Studi Kelayakan, apakah sebuah proyek layak dilaksanakan baik dilihat dari keteknikan maupun keekonomian. Akan tetapi disini tidak akan dibahas mendalam mengenai bab tersebut.

Tahap kedua mengenai ‘Penjabarannyan’ yaitu Desain, Evaluasi Biaya dan pembuatan Dokumen Kontruksi (Rencana Kerja dan syarat-syarat atau RKS) .

  1. Preliminary Design
  2. Final Design
  3. Cost Re-evaluation or Value Engineering
  4. Construction Documents and Bid Specifications
Kesimpulan, atau produk akhir, dari Tahap Desain adalah Laporan tertulis berupa Preliminary Design (Gambar), Perkiraan biaya atau bahkan eskalasi biaya operasional dan jadwal konstruksi. Rencana Kerja dan syarat-syarat (atau istilah apapun dalam budaya bahasa kontruksi yang sering digunakan) yang termasuk didalamnya spesifikasi untuk material, mesin, dan peralatan yang digunakan. Kesimpulan Laporan akan mencatat evolusi pemikiran dari proses desain dan semua kriteria juga asumsi – asumsi yang digunakan.

1. Preliminary Design

Selama tahap desain awal, penekanan utama adalah pada desain arsitektural-mekanikal-sipil . Desain semua proses atau Flowsheet juga akan selesai pada tahap ini untuk memastikan bahwa Flow-nya benar dapat terintegrasi ke dalam Preliminary Design.

Contoh misalnya Proyek pembangunan Rumah sakit maka DATA dan Desain kebutuhan mungkin berasal dari kalangan yang memakainya yaitu Dokter lalu diterjemahkan oleh Mekanikal lalu dikaji bentukan Arsitekturalnya dan diperhitungan kekuatan Struktur bangunannya. Dokter dalam hal ini lebih bisa memaparkan “Flow” pasien masuk rumah sakit - penanganannya- sampai akhirnya Pasien keluar dari rumah sakit.

Karakter ini bisa dibayangkan misalnya pada Proyek Pembangunan Hotel, Gedung Perkantoran, Pembangunan Bendungan, Pembangunan Terminal Batubara, Pembangunan Ruang Pendingin (ColdStorange) dan masih banyak lagi lainnya. Tema – tema tersebut tentunya bisa dibayangkan para pihak yang dilibatkan.
DATA AWAL adalah Hal Mutlak dan Perlu seperti Peta Lokasi, Soil Test/analisis tanah dan Data Topography dan Bathimetri. Berdasarkan data awal tersebut batasan batasan kriteria akan dapat dengan lebih mudah dikembangkan oleh Enginer. Ada kalanya DATA awal juga berawal dari batasan kebutuhan, Peralatan Existing yang digunakan, Teknologi yang sudah terlanjur dipakai, Pemahaman sebagian besar karyawan atau bahkan kebiasaan Client.

Sejumlah gambar yang cukup kemudian diselesaikan untuk mengkomunikasikan konsep desain. Jumlah gambar yang dibutuhkan adalah sangat tergantung pada ukuran dan kompleksitas proyek.

Pada perencanaan awal proyek dipersiapkan beberapa gambar preliminary design yang mencakup garis besar dengan konsep design yang benar dan diperhitungankan kemungkinan pen-detail-an drawing-nya.
Jika konsep Desain-Bid-Build, lengkap atau hampir lengkap dokumen dirancang, kemudian diperhitungkan untuk harga dari semua input vendor (bayangkan koordinasi yang dilakukan untuk meminta vendor untuk bekerjasama pada pricing kadang menimbulkan keengganan disana sini).

Cukup sering Metode ini menyebabkan frustrasi, kehilangan waktu, dan biaya desain tambahan. Apalagi pada Bid ternyata dilakukan REVISI ulang ; Recalculated dan reDrafted belum lagi berulangnya bugdeting.

Sedangkan jika Design build method dilaksanakan maka Preliminary sudah dapat dijadikan panduan untuk menghitung anggarannya. Meski sudah dilakukan langkah ini akurasi 25% plus atau minus dari Desain Skema ditambah dengan perkiraan Perhitungan Overhead dari biaya operasi dan jadwal konstruksi yang juga dimasukkan pada nilai akhir.

Biaya dan revisi penjadwalan dibandingkan dengan keuangan dan kendala untuk memastikan bahwa proyek masih layak secara finansial. Jika tidak (karena, misalnya, struktur itu harus dibangun dengan beton bertulang bukan bahan pra-fabrikasi) maka konsep desain fasilitas harus diubah sesuai dengan kebutuhan.

Dalam beberapa kasus, mungkin setelah Data awal , ditemukan selama fase desain awal bahwa proyek tersebut tidak dapat dikembangkan secara ekonomis. Hal ini perlu untuk melanjutkan atau menghentikan proyek tersebut, atau kembali ke tahap perencanaan dan merevisi tujuan. Namun, jika perencanaan telah dilakukan secara menyeluruh atau sebagian. Paling mungkin dilakukan Pengedaliannya


2. Final Design


Selama tahap akhir desain arsitektur dan gambar teknik rinci (cetak biru) dari seluruh komponen fisik proyek yang dihasilkan. Dalam beberapa proyek yang kompleks, seperti pusat penelitian multi-disiplin, perlu untuk mempersiapkan selain desain laporan tertulis terakhir. Ini merangkum fasilitas seperti yang dirancang.

Hampir semua masalah desain harus telah diselesaikan sebelum akhir tahap desain akhir. Detail yang cukup harus disediakan oleh gambar-gambar dan laporan untuk memungkinkan cukup akurat perkiraan konstruksi dan biaya operasional, serta jadwal konstruksi. Semua revisi untuk bahan bangunan, mesin, dan spesifikasi peralatan yang dibuat. Jadwal diperbarui, perkiraan biaya dan spesifikasi yang terkandung dalam laporan desain akhir.

Sekali lagi, perlu untuk memverifikasi pada akhir tahap desain akhir bahwa proyek tersebut tetap terukur ekonomis. Jika tidak maka perlu dilakukan revisi desain atau konsep asli, atau mungkin menghentikan proyek tersebut.

Meskipun asumsi jelas harus menunjukkan bahwa perubahan apa pun pada tahap ini yang paling penting. Desain Final adalah yang paling penting dari proses perencanaan karena akan secara detail yang lengkap pada seluruh Desain akhir. Jika gambar desain akhir harus substansial diubah atau diulang, biayanya yang amat tinggi dibandingkan dengan biaya aslinya. Tentunya jika hal ini terjadi, maka kesalahan substansial sebenarnya telah dibuat pada tahap sebelumnya dan tahap perencanaan.

Salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup ekonomi pada tahap ini adalah untuk mengembangkan dan membangun proyek secara bertahap dan untuk memastikan bahwa setiap langkah program pembangunan secara finansial layak. Namun, bahkan untuk melakukan hal ini, sering biaya yang efektif untuk merancang dan membangun fasilitas dasar tertentu (seperti rumah pompa utama dan asupan / saluran pembuangan) selama tahap pertama.

3. Cost Re-evaluation atau Value Engineering

Ini merupakan elemen opsional dalam proses desain. Untuk proyek besar, dan orang-orang yang mungkin akan mengalami kesulitan dengan proyeksi keuangan ekonomi, mungkin berguna untuk memasukkan tahap Penilaian (value) engineering.

Penilai (Value) engineering adalah proses mengevaluasi kembali semua beban biaya utama dalam proyek untuk menentukan apakah biaya sudah optimal dibandingkan dengan nilai manfaat yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu ataupun parameter lainnya. Apakah Prelimary desain yang dipilih adalah solusi desain yang efektif. Contoh kasus adalah Pembuatan CHF (Coal Handling Fasilities) atau Penanganan Fasilitas Tambang Batubara. Pendampingan oleh Konsultan Teknik dengan beberapa disiplin ilmu yang terkait terkadang membutuhkan tidak hanya desain dari Team Material Handling system saja tetapi juga mungkin melibatkan pihak eksternal misalnya ahli perkereta-apian dalam mengoptimasi pemakaian jalur kereta api atau pertimbangan yang didapat dari Vendor alat berat. Ada baiknya para pihak yang ‘diduga’ berkaitan sebaiknya dilibatkan pada semua proses keteknikan dan keekonomian. Produk akhirnya adalah tersedianya konsep hingga desain yang komprehensif selain untuk memastikan bahwa proyek tersebut memenuhi kriteria operasional dan mengoptimalkan efisiensi biaya baik dalam pembangunan dan pengoperasian sistem.

Nilai dari Feasibility (pada tahap pertama) dan Desain (pada tahap kedua) tentunya bukan dimaksudkan supaya biaya menjadi semakin besar atau proses yang memakan waktu dan mahal. Hal ini dapat menghasilkan penghematan biaya yang cukup besar terhadap proyek dengan menemukan inkonsistensi antara kebutuhan operasional dan solusi desain. Rekomendasi yang dibuat oleh tim Penilai (value) engineering harus dimasukkan ke dalam rancangan akhir yang diperlukan.

4. Construction Documents and Bid Specifications

Tahap terakhir dari fase desain adalah penyusunan dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran (RKS). Dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran serupa di seluruh industri konstruksi untuk setiap proyek pembangunan, dan karena itu tidak ada deskripsi rinci atau diskusi yang terpisah diperlukan untuk fasilitas akuakultur.

Adalah penting bahwa detail yang diberikan dalam dokumen-dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran mencerminkan standar dari kontraktor yang diharapkan untuk tawaran proyek tersebut. Selain itu, harus diingat bahwa banyak kontraktor tidak memiliki fasilitas bangunan, pengalaman kerja, dan tidak akan memahami tingkat akurasi diperlukan untuk beberapa komponen.

Ini sangat penting bagi pembangunan proyek untuk memenuhi kriteria kinerja yang ditetapkan. Persyaratan ini harus disampaikan melalui gambar rinci dan spesifikasi. Demikian pula, mesin, peralatan, dan spesifikasi material yang jelas harus menunjukkan standarisasi material atau bahkan sampai pembatasan vendor tertentu yang memenuhi persyaratan Procurement (Proses Pembelian)dan Traceability (dapat ditelusuri sumbernya).