AGT-Design

Preliminary Design for Construction

Jumat, 14 Mei 2010

Pada tahap awal Proyek biasanya dilakukan Feasibility atau Studi Kelayakan, apakah sebuah proyek layak dilaksanakan baik dilihat dari keteknikan maupun keekonomian. Akan tetapi disini tidak akan dibahas mendalam mengenai bab tersebut.

Tahap kedua mengenai ‘Penjabarannyan’ yaitu Desain, Evaluasi Biaya dan pembuatan Dokumen Kontruksi (Rencana Kerja dan syarat-syarat atau RKS) .

  1. Preliminary Design
  2. Final Design
  3. Cost Re-evaluation or Value Engineering
  4. Construction Documents and Bid Specifications
Kesimpulan, atau produk akhir, dari Tahap Desain adalah Laporan tertulis berupa Preliminary Design (Gambar), Perkiraan biaya atau bahkan eskalasi biaya operasional dan jadwal konstruksi. Rencana Kerja dan syarat-syarat (atau istilah apapun dalam budaya bahasa kontruksi yang sering digunakan) yang termasuk didalamnya spesifikasi untuk material, mesin, dan peralatan yang digunakan. Kesimpulan Laporan akan mencatat evolusi pemikiran dari proses desain dan semua kriteria juga asumsi – asumsi yang digunakan.

1. Preliminary Design

Selama tahap desain awal, penekanan utama adalah pada desain arsitektural-mekanikal-sipil . Desain semua proses atau Flowsheet juga akan selesai pada tahap ini untuk memastikan bahwa Flow-nya benar dapat terintegrasi ke dalam Preliminary Design.

Contoh misalnya Proyek pembangunan Rumah sakit maka DATA dan Desain kebutuhan mungkin berasal dari kalangan yang memakainya yaitu Dokter lalu diterjemahkan oleh Mekanikal lalu dikaji bentukan Arsitekturalnya dan diperhitungan kekuatan Struktur bangunannya. Dokter dalam hal ini lebih bisa memaparkan “Flow” pasien masuk rumah sakit - penanganannya- sampai akhirnya Pasien keluar dari rumah sakit.

Karakter ini bisa dibayangkan misalnya pada Proyek Pembangunan Hotel, Gedung Perkantoran, Pembangunan Bendungan, Pembangunan Terminal Batubara, Pembangunan Ruang Pendingin (ColdStorange) dan masih banyak lagi lainnya. Tema – tema tersebut tentunya bisa dibayangkan para pihak yang dilibatkan.
DATA AWAL adalah Hal Mutlak dan Perlu seperti Peta Lokasi, Soil Test/analisis tanah dan Data Topography dan Bathimetri. Berdasarkan data awal tersebut batasan batasan kriteria akan dapat dengan lebih mudah dikembangkan oleh Enginer. Ada kalanya DATA awal juga berawal dari batasan kebutuhan, Peralatan Existing yang digunakan, Teknologi yang sudah terlanjur dipakai, Pemahaman sebagian besar karyawan atau bahkan kebiasaan Client.

Sejumlah gambar yang cukup kemudian diselesaikan untuk mengkomunikasikan konsep desain. Jumlah gambar yang dibutuhkan adalah sangat tergantung pada ukuran dan kompleksitas proyek.

Pada perencanaan awal proyek dipersiapkan beberapa gambar preliminary design yang mencakup garis besar dengan konsep design yang benar dan diperhitungankan kemungkinan pen-detail-an drawing-nya.
Jika konsep Desain-Bid-Build, lengkap atau hampir lengkap dokumen dirancang, kemudian diperhitungkan untuk harga dari semua input vendor (bayangkan koordinasi yang dilakukan untuk meminta vendor untuk bekerjasama pada pricing kadang menimbulkan keengganan disana sini).

Cukup sering Metode ini menyebabkan frustrasi, kehilangan waktu, dan biaya desain tambahan. Apalagi pada Bid ternyata dilakukan REVISI ulang ; Recalculated dan reDrafted belum lagi berulangnya bugdeting.

Sedangkan jika Design build method dilaksanakan maka Preliminary sudah dapat dijadikan panduan untuk menghitung anggarannya. Meski sudah dilakukan langkah ini akurasi 25% plus atau minus dari Desain Skema ditambah dengan perkiraan Perhitungan Overhead dari biaya operasi dan jadwal konstruksi yang juga dimasukkan pada nilai akhir.

Biaya dan revisi penjadwalan dibandingkan dengan keuangan dan kendala untuk memastikan bahwa proyek masih layak secara finansial. Jika tidak (karena, misalnya, struktur itu harus dibangun dengan beton bertulang bukan bahan pra-fabrikasi) maka konsep desain fasilitas harus diubah sesuai dengan kebutuhan.

Dalam beberapa kasus, mungkin setelah Data awal , ditemukan selama fase desain awal bahwa proyek tersebut tidak dapat dikembangkan secara ekonomis. Hal ini perlu untuk melanjutkan atau menghentikan proyek tersebut, atau kembali ke tahap perencanaan dan merevisi tujuan. Namun, jika perencanaan telah dilakukan secara menyeluruh atau sebagian. Paling mungkin dilakukan Pengedaliannya


2. Final Design


Selama tahap akhir desain arsitektur dan gambar teknik rinci (cetak biru) dari seluruh komponen fisik proyek yang dihasilkan. Dalam beberapa proyek yang kompleks, seperti pusat penelitian multi-disiplin, perlu untuk mempersiapkan selain desain laporan tertulis terakhir. Ini merangkum fasilitas seperti yang dirancang.

Hampir semua masalah desain harus telah diselesaikan sebelum akhir tahap desain akhir. Detail yang cukup harus disediakan oleh gambar-gambar dan laporan untuk memungkinkan cukup akurat perkiraan konstruksi dan biaya operasional, serta jadwal konstruksi. Semua revisi untuk bahan bangunan, mesin, dan spesifikasi peralatan yang dibuat. Jadwal diperbarui, perkiraan biaya dan spesifikasi yang terkandung dalam laporan desain akhir.

Sekali lagi, perlu untuk memverifikasi pada akhir tahap desain akhir bahwa proyek tersebut tetap terukur ekonomis. Jika tidak maka perlu dilakukan revisi desain atau konsep asli, atau mungkin menghentikan proyek tersebut.

Meskipun asumsi jelas harus menunjukkan bahwa perubahan apa pun pada tahap ini yang paling penting. Desain Final adalah yang paling penting dari proses perencanaan karena akan secara detail yang lengkap pada seluruh Desain akhir. Jika gambar desain akhir harus substansial diubah atau diulang, biayanya yang amat tinggi dibandingkan dengan biaya aslinya. Tentunya jika hal ini terjadi, maka kesalahan substansial sebenarnya telah dibuat pada tahap sebelumnya dan tahap perencanaan.

Salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup ekonomi pada tahap ini adalah untuk mengembangkan dan membangun proyek secara bertahap dan untuk memastikan bahwa setiap langkah program pembangunan secara finansial layak. Namun, bahkan untuk melakukan hal ini, sering biaya yang efektif untuk merancang dan membangun fasilitas dasar tertentu (seperti rumah pompa utama dan asupan / saluran pembuangan) selama tahap pertama.

3. Cost Re-evaluation atau Value Engineering

Ini merupakan elemen opsional dalam proses desain. Untuk proyek besar, dan orang-orang yang mungkin akan mengalami kesulitan dengan proyeksi keuangan ekonomi, mungkin berguna untuk memasukkan tahap Penilaian (value) engineering.

Penilai (Value) engineering adalah proses mengevaluasi kembali semua beban biaya utama dalam proyek untuk menentukan apakah biaya sudah optimal dibandingkan dengan nilai manfaat yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu ataupun parameter lainnya. Apakah Prelimary desain yang dipilih adalah solusi desain yang efektif. Contoh kasus adalah Pembuatan CHF (Coal Handling Fasilities) atau Penanganan Fasilitas Tambang Batubara. Pendampingan oleh Konsultan Teknik dengan beberapa disiplin ilmu yang terkait terkadang membutuhkan tidak hanya desain dari Team Material Handling system saja tetapi juga mungkin melibatkan pihak eksternal misalnya ahli perkereta-apian dalam mengoptimasi pemakaian jalur kereta api atau pertimbangan yang didapat dari Vendor alat berat. Ada baiknya para pihak yang ‘diduga’ berkaitan sebaiknya dilibatkan pada semua proses keteknikan dan keekonomian. Produk akhirnya adalah tersedianya konsep hingga desain yang komprehensif selain untuk memastikan bahwa proyek tersebut memenuhi kriteria operasional dan mengoptimalkan efisiensi biaya baik dalam pembangunan dan pengoperasian sistem.

Nilai dari Feasibility (pada tahap pertama) dan Desain (pada tahap kedua) tentunya bukan dimaksudkan supaya biaya menjadi semakin besar atau proses yang memakan waktu dan mahal. Hal ini dapat menghasilkan penghematan biaya yang cukup besar terhadap proyek dengan menemukan inkonsistensi antara kebutuhan operasional dan solusi desain. Rekomendasi yang dibuat oleh tim Penilai (value) engineering harus dimasukkan ke dalam rancangan akhir yang diperlukan.

4. Construction Documents and Bid Specifications

Tahap terakhir dari fase desain adalah penyusunan dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran (RKS). Dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran serupa di seluruh industri konstruksi untuk setiap proyek pembangunan, dan karena itu tidak ada deskripsi rinci atau diskusi yang terpisah diperlukan untuk fasilitas akuakultur.

Adalah penting bahwa detail yang diberikan dalam dokumen-dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran mencerminkan standar dari kontraktor yang diharapkan untuk tawaran proyek tersebut. Selain itu, harus diingat bahwa banyak kontraktor tidak memiliki fasilitas bangunan, pengalaman kerja, dan tidak akan memahami tingkat akurasi diperlukan untuk beberapa komponen.

Ini sangat penting bagi pembangunan proyek untuk memenuhi kriteria kinerja yang ditetapkan. Persyaratan ini harus disampaikan melalui gambar rinci dan spesifikasi. Demikian pula, mesin, peralatan, dan spesifikasi material yang jelas harus menunjukkan standarisasi material atau bahkan sampai pembatasan vendor tertentu yang memenuhi persyaratan Procurement (Proses Pembelian)dan Traceability (dapat ditelusuri sumbernya).

Responses to "Tahapan Desain Proyek"

  1. Agung says:

    Salam kenal. gud material. ijin copas ya gan.

  2. Unknown says:

    terimakasih, tulisan yang menarik.

Write a comment