MEMBUAT JALAN RAYA menjadi BER-ASPAL......
Itu adalah kata kunci bila kebanyakan belum mengenal unit AMP. Asphalt Mixing Plan adalah Unit Mesin atau lebih dikatakan unit alat yang digunakan untuk memproses beberapa material seperti batu split, debu dan aspal cair untuk dijadikan HOTMIX. sebagai bahan kontruksi jalan.
Itu adalah kata kunci bila kebanyakan belum mengenal unit AMP. Asphalt Mixing Plan adalah Unit Mesin atau lebih dikatakan unit alat yang digunakan untuk memproses beberapa material seperti batu split, debu dan aspal cair untuk dijadikan HOTMIX. sebagai bahan kontruksi jalan.
Unit yang ada dalam Plan ini adalah Cold Bin, Dryer, Mainframe (Screen, HotBin, Mixer), Asphalt Tank, BC tank serta unit tambahan untuk mengurangi polusi udara yaitu Cylo / Bag Filter.
Di Indonesia ada beberapa pabrikan yang aktif memproduksi maupun mengimpor Unit AMP ini baik dengan kondisi baru maupun 'setelah pakai' dengan kapasitas 500, 800, 1000, 1500 kg tiap satu proses pencampuran (mixing circle). misalnya PT. Bukaka Teknik, PT. MBW (Melu Bangun Wiweka) dan PT. Rutraindo Perkasa Industri. Mungkin masih banyak lagi pemain tetapi penulis kurang mengetahui lebih jauh. Berbicara mengenai unit AMP ada beberapa bagian diatas yang dapat diurai sebagai berikut :
1. Cold Bin
Cold Bin adalah istilah yang biasa dipakai pada kosa kata AMP, mungkin ditempat lain akan menggunakan istilah Hopper tetapi apapun itu yang dimaksudkan pada bagian ini adalah tempat untuk menampung agregat yang menjadi bahan dasar dari proses yang akan dilakukan AMP. Material yang diolah biasanya terdiri dari 3 atau 4 fraksi yang terdiri dari Batu split ukuran 20-30 dan 30-50 mm, pasir, debu batu. Jika demikian maka pada deretan Cold bin akan ada 3 atau 4 hopper yang memiliki kapasitas tampung 3 - 5 Ton. Perancangan Level Coldbin ini harus memperhatikan manuver dari alat berat yang bekerja pada unit ini. Misalnya Loader dengan kapasitas 3m kubik, maka perlu dilihat jangkauan top-nya berapa.
2. Conveyor
Conveyor belt yang digunakan pada AMP tidak banyak karena transfer material hanya digunakan untuuk menghantar agregat dari ColdBin ke Dryer (dipasang pada sisi keluaran coldbin). Biasanya hanya 2 unit conveyor dengan CV 01 Horisontal Conveyor ; L (maks C-C 18 m) dan CV 02 ; Slant Conveyor dengan inklinasi 15*. (maks C-C 15 m). Ukuran ini merupakan kebiasaan dari unit AMP yang beredar di Indonesia dan dapat dikoreksi tergantung dari Site Plan-nya.
3. Dryer
Dryer menurut istilahnya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dimaksudkan adalah pengering. Proses ini dilakukan sebab untuk menghasilkan mutu HOTMIX yang baik maka agregat yang digunakan diupayakan tidak ada kandungan airnya. Proses ini dilakukan dengan membakar agregat yang masuk kedalam Buntut Dryer dengan Burner yang ada di bagian kepala Dryer. Konstruksi Dryer terdiri dari Plat 10mm yang diroll, diberi pelapis panas. Pada bagian sisi dalam terdapat banyak sudu yang tujuannya untuk membuat agregat yang tersebar didalam terbakar dengan baik, sementara pada bagian luarnya ada 3 buah ring (2 ringplat, 1 ring gear) guna memutar Drum Dyer ini.
4. Hot Elevator
Material yang sudah dikeringkan akan dialirkan sedemikian rupa keluar dari dryer dan masuk ke dalam pangkal Hot Elevator. Hot elevator ini yang akan menaikkan agregat panas tersebut untuk 'diayak' atau sizing pada Screen. Screen pada AMP biasanya diletakkan dibagaian atas Mainframe sehingga untuk tujuan tersebutlah maka digunakan unit Hot Elevator ini.
5. Screen
Berdasarkan penempatan unit AMP yang disebutkan sebagai Mainframe adalah Body Utama yang tersusun secara bertingkat dimulai dari urutan yang paling atas adalah Screen. Screen disini digunakan untuk memisahkan/membagi ukuran - ukuran agregat sehingga terpisah menjadi 4 ukuran yang berbeda (sizing).
HotBin diposisikan persis dibawah Screen sehingga agregat yang turun secara gravitasi tertampung pada bagian ini. pada bagian bawahnya terdapat 'gate' dengan bukaan hydraulik atau air cylider.
Timbangan disini persis dibawah HotBin, nah bagi yang hanya melihat AMP dari luar saja, bagian ini tidak akan nampak karena letaknya tertutup cast Hotbin. Timbangan berfungsi melakukan menimbang bobot masing - masing fraksi agregat sesuai dengan Hasil akhir campuran yang diinginkan.
Mixer pada AMP agak sedikit berbeda jika dibandingkan dengan Batching Plan. Kontruksi pengaduknya biasanya disebut Pugmil sedangkan pada batching biasa disebut Swivel (berspiral). Pada bagian ini semua agregat yang telah ditimbang diaduk dan dicampurkan dengan aspal cair panas selama ± 30 detik waktu pencampuran. Dinding Mixer dilapisi dengan liner manganese steel. mixer dilengkapi dengan gate yang dioperasikan secara pneumatic
Unit ini dilihat dari kontruksinya seperti Hot Elavatoer yaitu berupa tower dengan bucket didalamnya. Filler adalah pemasuk untuk debu batu yang ikut memasok material ke dalam mixer lalu bersama agregat lainnya dicampur dan didalam Mixer disemprotkan pula aspal cair panas yang berasal dari Aspal Tank.
10. Aspal Tank
Tempat penyimpan aspal
11. BC Tank
12. Hot Oil Heater
13. Dust Collection System Dry type atau dengan Wet type Dust Collector (optional).
Unit AMP selama melakukan prosesnya menghasilkan debu yang bisa menggangu lingkungan oleh sebab itu unit AMP ini sebaiknya dilengkapi pula dengan Dry atau Wet Cylone (unit ini relatif lebih murah) yaitu tabung cylo yang menghisap debu hasil sisa pembakaran. Pilihan lain dari Dust Collection ini bisa pula berupa Bag Filter (Berbentuk kotak yang didalamnya terdapat kondom penyaring).