Setelah beberapa bulan disibukkan dengan pekerjaan Project Interface Coal Handling di PLTU Suralaya, kembali saya meluangkan waktu untuk memberi catatan. Sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih kepada Para pihak yang telah memberikan kesempatan sehingga saya bisa bersinggungan dengan Proyek ini dari Tahap Perencanaan hingga Pelaksanaan :
1. Bp. Juanda Toha selaku pimpinan PT. JUNTO Enginering consultan
2. Bp. Gaya Sinaga
3. Bp. Anton Asmadi, Komisaris Himalaya Group
4. Bp. Rusli Sukoto
5. Bp. Yudi Wijanarko, Bp. Yusuf Supriyanto, Bp. Supriyanto, Bp. Makmur selaku Pimpinan dan Pengendali Mutu Pelaksanaan Proyek PT. Indonesia Power di PLTU Suralaya. Dan masih banyak lagi Pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Postingan ini adalah tulisan lepas yang mungkin bisa menjadi Evaluasi bersama mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan Aktivitas / Perilaku Organisasi dari tahap Enginering Design, Managemen Konstruksi dan sebagainya. Tetapi sebelum dilanjutkan silakan lihat dulu selayang pandang berikut ini :
gambar dilihat dari arah laut .......Transfer House TH 07 ............Conveyor TC 07A
Transfer House 05 .................................................Conveyor TC07A
Tail Pulley Tc07A ...........................................................TH 07
Conveyor TC07B
Conveyor TC07B ............................................Transfer House 07 (TH07)
Conveyor TC07A dan TC07B...................... Foto Personil
Foto Personil Take Up Tower ..................................Junction House 8A
Trommel Screen
Trommel screen adalah pengayak yang berfungsi untuk memisahkan ukuran material. Berbentuk Silinder yang digerakkan secara berputar dilengkapi dinding bagian luarnya dengan mesh / screen net sesuai ukuran material yang diinginkan. Pada bagian outletnya merupakan tempat keluaran untuk material oversize.
Kapasitas yang direncanakan sebenarnya sangat tergantung dari jumlah material yang masuk. Misalnya kita menginginkan material kurang dari 30 mm yang keluar sebagai output produk maka jumlah tersebut harus cukup terkandung pada raw materialnya. Atau dengan kata lain kapasitas terencana (TPH) yang diinginkan tidak akan tercapai apabila material yang masuk 70 % berukuran lebih besar dari 30 mm. Unit Trommel screen ini seperti juga Unit yang biasa dipakai pada Coal Crushing Plan atau Stone Crushing Plan biasanya juga bukan merupakan unit yang terpisah dari unit yang lainnya. Mungkin ada interkoneksi dengan bagian lain misalnya untuk bagian inlet digunakan conveyor, sedangkan untuk stockpile produk dihubungkan lagi dengan conveyor stacking untuk membentuk ketinggian stockpile yang cukup.
Gambar site plan yang menggunakan Trommel Screen
Berikut penulis mengucapkan terimakasih telah mampir dan membaca postingan ini dan dengan tidak mengurangi rasa hormat penulis berharap ada tanggapan atau Jika ada para pembaca yang budiman ingin menulis artikel pada blog ini dapat mengirimkan via emai.
Terimakasih.
Dalam bab ini akan dilakukan pendekatan tidak pada Hal Administratif dan Feasibility Study tetapi pendekatan to the point terhadap perlakuan area site yang akan di pakai untuk nantinya diletakkan alat alat tambang.
Data yang diperlukan :
- Menentukan Kapasitas Rencana Tambang, misal 100 Ton per Jam (TPH), 300 TPH, 1000 TPH dsb.
- Gambar Topographi dan Bathimetri (Berikut dengan Longitudinal Section-nya). Menjadi data penting sebab kontur akan menentukan Panjang dari Conveyor, kemiringannya serta Peletakan Transfer Tower (atau Crushing station yang didalamnya terdapat Stone crusher, chute, corong). Data ini akan menghasilkan Gambar Arrangement (tampak samping). Namun pada Prakteknya sering data ini tidak tersedia karena mungkin Owner pemilik tambang kurang mengetahui pentingnya data ini selain juga kemungkinan alasan karena akan memunculkan biaya awal yang tidak sedikit harus dikeluarkan pada projek yang belum pasti terkait Feasility studi dan lainnya. sebab lain mungkin kurang kooperatifnya vendor berkait dengan data gambar mesinnya padahal sesungguhnya hal ini bisa dijembatani dengan hanya mengirimkan ukuran penting sebagai titik referensi pada bangunannya. Biasanya bila toh tetap tidak tersedia maka design enginernya akan mem- bypass dengan gambar indikasi yang tetap harus dikoreksi pada gambar As-builtnya nanti.
- Data dan daftar peralatan yang akan digunakan atau telah digunakan seperti Loader, Dump Truk, Truk Hauling. spesifikasi ini menjadi penting sebab alat yang nantinya akan terkoneksi dengan unit ini harus diketahui besarnya misalnya Mengapa Data tinggi Truk atau Loader penting? sebagai data mula mula karena ini akan menjadi entri data untuk merencana Ukuran - ukuran pada Hopper (wadah). Begitu pula untuk jenis Pemecah Batunya (stone crusher). secara umum jenis pemecah batu ada 4 yang biasa digunakan yaitu : Doubel Roll Crusher, Impact Crusher, Jaw Crusher dan Cone Crusher. Ukuran ini menjadi penting sebelum dilakukan design sipil untuk Transfer Towernya. Dalam beberapa status gambar jika data vendor belum diketahui maka pada gambar harus diberi revision cloud status HOLD. begitu pula Drawing status secara keseluruhan adalah Preliminary Design Not for Construction. sekali lagi ini penting karena pada aanwijzing akan lucu jika konsultan masih menampilkan data mentah. (Penulis pernah menjumpai hal ini pada pekerjaan CHF akan tetapi selama kurun waktu 1 tahun belum ada progress berarti setelah dilaksanakannya survei lucunya tidak ada yang "ngeh" kesalahan fatal di area ini, dan melakukan recovery dengan waktu 2 minggu dengan sebelum bid)
Disisi lain kontraktor penyedia Stone Crusher, Coal Crusher atau Conveyor system-nya akan membongkar kembali unit-unit yang sudah ter-pabrikasi. Hal ini tentu perlu ditinjau kembali sebab akan menyebabkan pembengkakan biaya untuk pengoperasian alat bantu seperti crane, keselamatan kerja yang meliputi aspek manusianya dan barang yang dibedel tersebut. karena bukan tidak mungkin akan meninggalkan cacat unit atau cacat plan.
Stop press ..... nanti dilanjutkan lagi
Tahap kedua mengenai ‘Penjabarannyan’ yaitu Desain, Evaluasi Biaya dan pembuatan Dokumen Kontruksi (Rencana Kerja dan syarat-syarat atau RKS) .
- Preliminary Design
- Final Design
- Cost Re-evaluation or Value Engineering
- Construction Documents and Bid Specifications
1. Preliminary Design
Selama tahap desain awal, penekanan utama adalah pada desain arsitektural-mekanikal-sipil . Desain semua proses atau Flowsheet juga akan selesai pada tahap ini untuk memastikan bahwa Flow-nya benar dapat terintegrasi ke dalam Preliminary Design.
Jika konsep Desain-Bid-Build, lengkap atau hampir lengkap dokumen dirancang, kemudian diperhitungkan untuk harga dari semua input vendor (bayangkan koordinasi yang dilakukan untuk meminta vendor untuk bekerjasama pada pricing kadang menimbulkan keengganan disana sini).
Cukup sering Metode ini menyebabkan frustrasi, kehilangan waktu, dan biaya desain tambahan. Apalagi pada Bid ternyata dilakukan REVISI ulang ; Recalculated dan reDrafted belum lagi berulangnya bugdeting.
Sedangkan jika Design build method dilaksanakan maka Preliminary sudah dapat dijadikan panduan untuk menghitung anggarannya. Meski sudah dilakukan langkah ini akurasi 25% plus atau minus dari Desain Skema ditambah dengan perkiraan Perhitungan Overhead dari biaya operasi dan jadwal konstruksi yang juga dimasukkan pada nilai akhir.
2. Final Design
3. Cost Re-evaluation atau Value Engineering
4. Construction Documents and Bid Specifications